Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kumpulan Puisi tentang Bencana Banjir

Bagai miliaran anak panah yang dilesatkan sang malaikat dari singgasananya di ujung semesta, hujan datang bertubi-tubi dari langit menerpa benda-benda dan makhluk-makhluk di bawahnya. Semakin lama hujan itu bertambah deras, hingga menyebabkan banjir.

Di bawah ini merupakan kumpulan puisi yang saya tulis untuk menggambarkan bagaimana peristiwa banjir itu terjadi dan betapa bencana banjir telah membawa kesusahan dan kerugian bagi mereka yang mengalami bencana alam tersebut.

Baca Juga:


Semoga Tidak Ada Lagi Banjir di Jakarta

Ibukota Jakarta sebagai bagian penting dari Indonesia
Memiliki masalah berat yang tak kunjung usai
Banjir

Konon, sudah sejak zaman Belanda
Kota Batavia sudah menjadi langganan banjir

Ada yang bilang penyebanya karena letak Jakarta
Di pinggir laut
Ada juga yang bilang karena banyaknya gedung beton
Dengan pondasi yang menghunjam bumi
Menyebabkan air sudah tidak mampu meresap ke dalam tanah

Semua itu mungkin benar adanya
Namun saat sungai banjir
Sampah bergulung-gulung terbawa arus

Mungkinkah kita bisa mengurangi banjir dengan tidak membuang sampah sembarangan ?
Agar tidak ada banjir lagi di Jakarta

Baca Juga:

Saat Air Sungai Meluap

Hujan deras mengguyur kota Jakarta
Permukaan air sungai yang hitam legam
perlahan-lahan mulai naik
mengangkat semua sampah di atasnya

Saat hujan bertambah deras
sungai sudah tidak mampu menampung air lagi

airnya mulai meluap ke pinggir sungai
lalu meluber ke rumah-rumah di sekitarnya
hingga ke jalan raya

Akhirnya semua tempat tergenang air
semua tempat menjadi basah
oleh banjir


Kala Air Banjir Tak Kunjung Surut

Hujan deras menyebabkan banjir
hingga menenggelamkan
sebagian rumah

Kasur, sudah dipindah ke atas lemari
arsip penting juga sudah dipindah ke tempat yang aman
Airnya menggenang selama berhari-hari
Kami tidak bisa lagi tinggal lebih lama bersama
Banjir

Kami semua harus mengungsi
Ke tempat yang lebih landai

Banjir menyebabkan penderitaan

Air Menggenang Di mana-mana

Lihatlah, air menggenang di mana-mana

di lapangan
di tempat ibadah
di sekolah
di halaman rumah
di ruang tamu
di dalam kamar
di dapur

dan tentu saja di sungai


Derita Pengungsi Banjir

Bencana banjir memang datang tak pandang bulu
Langit yang terus saja mengguyur bumi
Terakumulasi menjadi air banjir

Berhari-hari dilanda banjir
manusia harus mengungsi

Jangan sampai saudara tinggal di pengungsian
Berdesak-desakan di dalam stadiun
Atau tinggal di dalam tenda-tenda

Tidak bisa berbuat apa-apa
Makan hanya mengharapkan bantuan
Terkadang hanya makan mi instan
Atau nasi yang agak-agak basi

Sungguh cara hidup yang tidak menyenangkan
Diusir banjir ke tempat pengungsian


Banjir Bandang Tak Kenal Ampun

Banjir bandang melanda kota besar itu
Jalan raya yang beraspal hitam
Mendadak berubah laksana sungai


Banjir bandang itu sungguh dahsyat
Mobil minibus yang sedang parkir
Di jalan raya
Diceburkannya ke sungai

Apalagi cuma sepeda motor
Dan benda-benda kecil di atasnya

Banjir bandang datang tak diundang
Ia hanya tahu hukum alam
Bahwa air harus mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah

Ia tak peduli ada mobil atau
Rumah mewah
Yang jelas
Ia harus lewat dengan segera

Itulah banjir bandang

Posting Komentar untuk "Kumpulan Puisi tentang Bencana Banjir"